Wahai ibuku, maafkan aku bila saat ku kecil dulu aku sering merengek-rengek minta sesuatu yang tidak sesuai keinginanmu. Itu bukan karena aku nakal, tapi karena kosakataku belum banyak untuk mampu mengungkapkan apa yang aku inginkan beserta alasannya..
Wahai anakku, maafkan umi jika umi sering jengkel dan marah karena merasa kamu gak mau dibilangin, suka merajuk yang ga jelas, dan marah-marah saat gak mendapatkan apa yang kamu inginkan. Itu bukan karena umi gak sayang ama kamu, tapi karena umi putus asa belum bisa mencerna apa yang kamu inginkan..
Wahai ibuku, maafkan aku bila saat ku kecil dulu tidak mau disuruh tidur dan tetap terjaga hingga malam hari untuk mengajakmu bermain. Itu bukan karena aku nakal dan tidak mengerti kalo ibu capek setelah seharian bekerja dan butuh istirahat, tapi karena aku masih kangen sama ibu setelah seharian ditinggal, besok pagi ibu udah berangkat pagi-pagi lagi. Kalo cuma sabtu-minggu aku gak puas bu..
Wahai anakku, maafkan umi ya bila umi suka marahin kamu karena gak mau disuruh tidur padahal hari udah larut. Itu bukan karena umi gak sayang kamu. Umi cuma takut perkembangan kamu nanti terganggu karena proses terbaik perkembangan otak hanya terjadi saat kamu tidur. Itupun kalo kamu tidurnya di bawah pukul 10 malam..
Wahai ibuku, maafkan aku bila saat ku kecil dulu aku suka marah saat ibu ngobrol ama orang lain. Itu bukan karena aku nakal, tapi aku juga ingin diperhatiin ama ibu. Aku ingin juga diajak ngobrol ama ibu meski aku belum bisa bicara. Untung aja jaman dulu belum ada hp, jadi ibu gak bisa nyuekin aku lama-lama..
Wahai anakku, maafkan umi yang sering telpon-telponan, smsan, facebookan, bbman, bahkan ngegame. Itu bukan karena umi kesel melihat tingkah polahmu. pun bukan karena umi gak mau maen sama kamu. Itu murni kesalahan umi.. umi keasyikan ama gadget umi sekaligus itu cara umi istirahat dari rutinitas umi setiap hari yang harus bekerja, pergi pagi pulang malam..
Wahai ibuku, maafkan aku bila saat ku kecil dulu aku suka susah makan. Itu bukan karena aku nakal, tapi karena aku belum bisa bilang ke ibu kalo aku lagi ga enak badan, aku gak bisa bilang ke ibu kalo gigiku lagi sakit, aku ga bisa bilang ke ibu kalo kadang aku bosen dengan makanan itu, dan kadang aku juga ingin makan sambil jalan-jalan seperti temen-temenku yang lain..
Wahai anakku, maafkan umi yang sering marah saat kamu tidak mau makan. Itu bukan karena umi adalah ibu yang galak dan tidak sayang sama kamu. Tapi karena umi tau, kalo kamu menolak makan kamu akan jatuh sakit. maafkan umi yang belum bisa mengerti bahasa planetmu sayang..
Wahai ibuku, maafkan aku bila saat ku kecil dulu aku suka membuatmu capek dengan polah tingkahku yang ga bisa diem, yang suka membuat rusuh rumah, yang sering membuatmu meneriakiku karena takut aku jatuh dan terluka. Itu bukan karena aku nakal dan tidak bisa diatur. Aku hanya ingin tau tentang barang-barang yang ada disekelilingku. Aku ingin bisa memencet tombol televisi sendiri, aku ingin belajar biar bisa berdiri sendiri, aku ingin membongkar kotak mainanku sendiri. Aku senang kalo dikelilingin sama banyak mainan yang berwarna warni dan lucu-lucu..
Wahai anakku, maafkan umi jika sering marah karena kamu suka membuat rumah kecil kita seperti kapal pecah. Umi marah saat kamu memberantakin dompet umi lalu mengambil dan mainan uang umi. Itu bukan karena umi menganggapmu nakal dan susah diatur, umi tau kamu hanya ingin mengeksplorasi syaraf motorikmu, tapi umi hanya ingin supaya kamu belajar untuk mulai memiliki rasa tanggung jawab membereskan apa yang telah kamu mulai. Itu kelak akan sangat berguna saat kamu tumbuh dewasa kelak. Selain itu umi juga takut kamu sakit karena memasukkan tangan kecilmu ke mulut setelah memegang uang. Uang itu kotor sayang..
Wahai ibuku, maafkan aku jika saat ku kecil sering membuatmu marah dengan segala tingkah lakuku yang menurutmu sangat tidak masuk akal. Aku suka marah-marah gak jelas saat keinginanku gak diturutin, aku sering teriak-teriak untuk melatih suaraku, aku sering gak bisa diem saat aku sudah mulai bisa bicara, aku sering kabur ke luar rumah dan lari-lari saat aku udah mulai bisa jalan. Itu bukan karena aku nakal, tapi karena aku kadang tidak bisa mengerti apa yang ada dipikiran ibu. Aku hanya ingin bermain dan bersenang-senang ibu..
Wahai anakku, maafkan umi yang sering meneriakimu dalam setiap tingkah lakumu. Itu bukan karena umi ingin menghambat kreativitasmu. Tapi karena umi tidak ingin melihatmu celaka..
Untuk ibuku dan anakku, maafkan aku jika banyak hal-hal yang sering membuat kalian marah dan kecewa sama aku. Sungguh aku hanya manusia biasa, yang terus belajar untuk bisa membuat kalian bangga telah memiliki aku...
“Cerita ini diikutsertakan dalam kontes Bahasa Cinta di Atap Biru”
Second Seconds
1 day ago