Suatu hari, aku sudah menetapkan hatiku untuk menjual benda paling berharga yang kupunya untuk suatu tujuan yang Insya Allah lebih mulia.
Sungguh keputusan itu melalui pergolakan batin yang cukup panjang selama beberapa bulan.
Dan semenit setelah benda itu berpindah tangan, aku menangis. Sungguh memalukan menangis di depan seseorang yang mengantarku saat itu, yang bahkan orang itu bukan siapa-siapaku.
Beberapa menit kemudian, meski aku lega telah melakukan hal yang kuanggap benar, namun di bagian lagi hatiku aku merasa "marah" kepada Allah. Kenapa Dia memberiku cobaan seperti ini? Tak bisakah dia mengizinkan aku tetap memiliki benda itu dan memberikanku rezeki lewat jalan lain?
Namun sepertinya memang itu yang terbaik untukku. Hanya itu jalanku satu-satunya.
Second Seconds
1 day ago