Kenapa baterai bekas gak boleh dibuang ke tempat sampah?

Monday, 15 March 2010

Coba perhatikan, ada berapa banyak barang di rumah kita yang menggunakan baterai? Ada mainan, jam tangan, jam dinding, ponsel, remote TV, kamera, iPod, dll. Lalu, apa yang kita lakukan jika baterai sudah tidak bisa dipakai lagi?

Ternyata kita semua membuang baterai ke tempat sampah, padahal itu berbahaya sekali loh! Kenapa?

Sampah baterai sesungguhnnya termasuk sebagai sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun), karena di dalamnya mengandung berbagai logam berat, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan kita.

Baterai bekas yang dibuang ke TPS atau TPA akan mencemari tanah, air tanah, sungai, danau...dan akhirnya meracuni air yang kita pakai untuk minum, mandi dan mencuci. Hiiiy...serem kan??!

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Buat Seseorang

Buat seseorang yang pernah bilang kepadaku kalo aku seperti HUTAN YANG TANDUS, meskipun ditumbuhin tanaman, tapi tanaman itu tidak bisa tumbuh dengan subur...

Aku akan membuktikan kepadamu kalo AKU BUKAN HUTAN YANG TANDUS..

Meski aku tidak bisa mengairi semua tanaman yang ada di "hutanku", tapi aku akan menjaga mereka agar tetap subur dengan berbagai macam cara!

Mungkin saja sekarang aku belum menemukan bagaimana caranya. Tapi suatu saat nanti aku pasti bisa membuktikan kalo KAMU ITU SALAHHHH!!!!!

Wanita

Lagi iseng nyari "anggania" di mbah google malah nemu arsip imel lama:
Subhanalloh.. Betapa selama ini aku masih jauh dari apa yang ENGKAU harapkan YA ALLAHHH...


Tulisan ini saya peroleh dari kiriman email seorang kawan, mudah2an bermanfaat.

===

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung Dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami Dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid Dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".

Observer

Observer???

Observer adalah pendamping interviewer. Hari Sabtu kemaren aku jadi pendamping pewawancara dalam tes tahap III penerimaan CPNS di kantorku.
Aku mendampingi pak N..y, bapak eselon II yang sangat sangat pinterrrrrr..
Lha wong udah jadi eselon II dalam usia yang relatif muda, dapat S2 di Amrik, dulu lulusan STAN, en juga dapat kenaikan pangkat istimewa. So, yang harusnya dia naik pangkat 4 tahun, dia cuma menjalaninya 1 tahun woowwwww....

Namun, awalnya aku takut ama dia. Gara-garanya pas aku mo ngasi berkas ke dia, dia ngomongnya "keras" ke aku..
ceritanya gini:
Aku khan sms dia "pak, kapan ada waktu? saya mau ngasi bahan untuk wawancara"..
lama ga ada balesan.. Akhirnya aku sholat. Pas aku sholat, aku denger ada suara sms masuk (nah lho ketahuan deh sholatnya ga khusyuk :( ) tapi berhubung aku lagi sholat, ya aku diemin lah...
selese sholat hp-ku bunyi en aku lihat ternyata Bapak itu yang telpon. "Lagi dimana?" "diruangan pak" "kamu ga baca sms saya?" "maaf pak lagi sholat" trus aku lupa blio omong apa lagi.. "bentar ya pak saya baca sms bapak dulu".. blio lalu nutup telponnya "klik"--> lebay mode:on

Pas aku baca, ternyata smsnya adalah "sekarang, saya mau sidang badan jam 2"
Gubrakkk.. lha wong sekarang aja udah jam 2 lebih, belom ngopy bahannn pula. Apes dah!!

CMV oh CMV

Friday, 12 March 2010
Kemaren waktunya aku cek kehamilan ke dokter, dan sungguh malang karena jam praktik dokternya diundur jadi jam 18.30. Baru kutahu kemudian ternyata alasanya karena belio ikut kongres dengan dokter kandungan dari seluruh dunia (abisnya dia bilang pembicaranya ada yang dari amrik..).

Setibanya di sana, aku ke lab dulu ambil hasil cek darahku hari Sabtu kamaren. Ya, kerana selama kehamilan ini aku didiagnosis terkena CMV jadi harus cek darah berulang kali. Sebenernya aku udah punya antibodi CMV sejak kehamilan pertama, karena pas hamil pertama dulu IgG ku udah positif. Namun waktu itu aku beruntung karena IgM ku negatif yang berarti aku sehat2 ajah.