Mimpi ke Tanah Suci

Sunday, 25 October 2015
Sebelum menikah

Suatu saat aku disuruh bosku untuk setor uang buat tabungan haji di bank plat merah deket kantor. Wah jadi ngiri pengen nabung juga buat haji..
Sayangnya waktu nanya ke customer service, salah satu syarat buat tabungan haji aja punya KTP yang alamatnya sesuai dengan wilayah bank yang bersangkutan. Byuh, alamat KTP-ku masih alamat rumah di kampung, sedangkan kantor di ibukota. Ok.. Pending.

Setelah menikah

Setelah orang tuaku naik haji, ibuku bilang “ibu ikutkan arisan haji yah. Sekarang waktu tunggu hajinya lama banget lho.” Aku lalu menolak dengan seribu alasan. Wah buk, gimana mau bayar arisan hajinya. Rumah aja masih ngontrak, hidup dari bulan ke bulan masih pas-pasan. Ntar ajalah buk kalo udah mampu. Toh haji khan buat yang sudah mampu.



Ternyata ibuku keukeuh daftarin arisan haji dengan uang beliau..

Saat aku cuti bersalin anak pertama, aku pulang kampung. Kesempatan ibuku untuk mempromosikan dana talangan haji, dan beliau untuk memaksaku daftar dana talangan haji. Setoran awalnya sekitar 5 jutaan, sudah termasuk biaya administrasi sekian juta (lupa).  Kamipun menggunakan uang arisan haji yang telah kusebutkan sebelumnya untuk membayar setoran awalnya.  Alhasil suamiku terpaksa buat KTP sementara agar alamatnya sama dengan alamat KTP-ku.

Dalam keadaan hamil besar, kami mondar-mandir bank dan kementrian agama buat daftar haji. Saat daftar haji tahun 2010, waktu tunggu antrian berangkatnya sekitar 6-7 tahun.

Hampir setahun kemudian, kami ditelpon oleh pihak bank, yang menyatakan bahwa kami harus melunasi dana talangan yang telah mereka keluarkan untuk daftar haji. Karena kami daftar bertiga (aku, suami, dan kakakku), maka jumlah yang harus dibayar sekitar 22 jt x 3 orang (waktu itu minimal daftar haji sktr 25 jt, dan sepertinya setoran awal kami (selain biaya administrai) sudah dipakai, sehingga kami hanya membayar sisanya).

Deg, aku, suami, dan orang tuaku bingung. Harus nyari uang kemana sebanyak itu? Kami kaget kalau ternyata sistem dana talangan seperti itu. Awalnya kami mengira kalau dana talangan tersebut bisa dilunasi bersamaan dengan pelunasan biaya haji saat mau berangkat nanti. Kami saling menyalahkan Bapak dan suami yang saat itu mendengarkan penjelasan bank waktu tanda tangan perjanjian. Ternyata mereka tidak benar-benar mendengarkan huhuhu.

Ditengah kebingungan itu, mana waktu itu orang tua sedang renovasi rumah, akhirnya aku memutuskan untuk menjual emas satu-satunya yang kupunya, yang kudapat sebagai hadiah saat lulus S1. Aku menangis saat emas itu telah berpindah tangan, karena itu adalah kenangan yang berharga dan kebanggaanku. Belum tentu bisa dapat lagi koin emas dengan logo almamater universitas :(

Aku juga cari pinjaman ke kantor dan ke teman untuk membantu orang tuaku. Yah meski orang tuaku mengerti keadaan kami dan tidak memaksa kami untuk membantu, tapi mending dilunasi sekarang daripada kami harus membayar uang sekian juta ke pihak bank jika kami meminta dispensasi pelunasan tahun depan!

Uang yang berhasil kukumpulkan tidak sampai setengah dari total yang harus dibayar, tapi gak papa lah yang penting bisa membantu orang tua dan itu merupakan ikhtiar ke tanah suci. Sampai sekarang pun pihak bank masih telepon untuk mengingatkan kami agar kami tetap menyetorkan uang ke rekening tabungan haji minimal setahun sekali, berapapun nominalnya. Padahal kupikir lagi, ntar aja setornya kalo udah mau berangkat, nunggu ada rezeki hehehe..

Saat aku mau mengurus dokumen nomor porsi haji waktu lebaran kemarin, aku baru tahu kalau dana talangan haji sudah tidak ada lagi. Produk perbankan yang kini ditawarkan oleh Bank Syariah itu adalah tabungan haji seperti bank lain, di mana kalau saldo tabungannya sudah mencapai nominal tertentu, nasabah baru bisa daftar ke kementrian agama untuk mendapatkan nomor porsi. Kalau sistemnya begitu ya berarti harus disiplin menabung, karena semakin banyak uang yang ditabung maka semakin cepat bisa daftar haji, agar waktu tunggu berangkatnya semakin sedikit. Apalagi sekarang ada daerah yang waktu tunggu hajinya sampai 20 tahun.

Tapi bagi teman-teman yang ingin naik haji, terutama yang dananya minim, jangan kuatir sehubungan sudah tidak adanya program dana talangan haji, dan hanya ada sistem tabungan haji yang membutuhkan disiplin tinggi. Saat ini sudah ada produk asuransi haji dan umroh dari Sunlife, yaitu Asuransi Brilliance Amanah. Asuransi ini melengkapi produk asuransi syariah Sunlife yang sudah ada sebelumnya seperti Brilliance Hasanah Sejahtera dan Brilliance Hasanah Protection Plus. Premi yang harus dibayarkan untuk asuransi Brilliance Amanah ini mulai 670.000 per bulan dan bebas biaya penarikan investasi sampai dengan 25 juta di tahun ke enam. Target khusus asuransi ini adalah mulai umur 30 – 60 th. Tapi aku yakin gak menutup kemungkinan bisa daftar asuransi ini sebelum umur 30 th, mengingat lamanya waktu tunggu haji sekarang.

Manfaatnya tentu saja, selain kita “dipaksa” menabung dengan perencanaan yang matang (gak seperti aku yang pontang panting), juga ada manfaat asuransi selama menjalankan ibadah haji, seperti :
  • penggantian dalam bentuk santunan harian saat rawat inap karena sakit atau kecelakaan,
  • meninggal atau cacat tetap akibat kecelakaan, serta
  • meninggal selama peridoe asuransi.
Yang paling menarik, asuransi Brilliance Amanah ini memberikan Santunan Haji Badal yang disediakan bagi seseorang untuk menggantikan pihak yang diasuransikan menunaikan ibadah haji, jika pihak yang diasuransikan tersebut meninggal dunia. Wow jadi tabungan kita tetap bisa membawa manfaat bagi kita dan orang lain bahkan saat kita meninggal. Dengan begitu insya Allah, Allah tetap memberi kemudahan kita mendapatkan haji meski sudah meninggal. Ga ngrepotin orang pula!

Sekarang kalau lihat gambar ini, sering mewek. Bisa gak ya nanti saat waktunya tiba, kami melunasi kekurangan biaya haji, ditengah kewajiban kami memasukkan anak ke SD tahun depan, dan melunasi cicilan kendaraan dua tahun lagi.. Secara bisa dibilang kemarin daftar hajinya karena "kecelakaan"  :(

Gambar diambil dari sini

Tapi aku yakin, niat baik selalu ada jalan. Sekarang aku hanya bisa berdoa agar Allah mempermudah jalan kami ke tanah suci, mempermudah kami untuk melunasi biaya haji yang masih tersisa, serta ada uang untuk beli oleh-oleh hehehe aamiin..
Yuk semangat menabung untuk melaksanakan ibadah haji.. Labaik Allahuma Labaikk....

Referensi:


5 komentar:

Air Minum Alkali Murah said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Pesona Gunung Gede said...

Semoga mimpinya bisa menjadi kenyataan ya kak :)

Gunung Semeru
Gunung Rinjani
Gunung Gede
Gunung Di Jawa Tengah
Gunung Tertinggi Dunia

Cara Bermain Summoners War said...

Amin Ya Allah semoga doa kakak terkabul :)

Ijin share Tips and Trick Bermain Game Android (Summoners War, Clash Of Clan, Dragon Blaze)

- Cara Bermain Summoners War
- Tips Bermain COC
- Cara Bermain Summoners War
- Cara Mendapatkan MOnster di Summoners War
- Cara Ganti Nama COC
- Cara Mendapatkan Gems COC
- Cara Membuat Guild Summoners War
- Summoners War Indonesia
- Dragon Blaze Chapter 3
- Cara Mendapatkan Exclusive Stone Di Summoners War
- Cara Mendapatkan Essence Awakening Monster Di Summoners War
- Tips Build Skill Rogue Dragon Blaze
- Cara Mendapatkan Kristal Dan Mana Stone Summoners War
- Cara Menambah Teman Summoners War
- Cara Leveling Summoners War

Ila Rizky said...

Semoga sgera tercapai ya, mba Nia. Mba Nia apa kabar?

Elsa said...

kadang kata kata "bagi yang mampu" sering dijadikan alasan untuk tidak segera berniat pegi haji. tapi ketika melihat berita di media, tentang pemulung yang pergi haji, tentang tukang kebun yang pergi haji, tentang tukang becak yang pergi haji.... rasanya kena tampar gitu.
mereka yang keadaannya seperti itu, sudah berniat sejak lama dengan menabung bertahun tahun agar bisa pergi haji yaa...