Suatu hari, aku sudah menetapkan hatiku untuk menjual benda paling berharga yang kupunya untuk suatu tujuan yang Insya Allah lebih mulia.
Sungguh keputusan itu melalui pergolakan batin yang cukup panjang selama beberapa bulan.
Dan semenit setelah benda itu berpindah tangan, aku menangis. Sungguh memalukan menangis di depan seseorang yang mengantarku saat itu, yang bahkan orang itu bukan siapa-siapaku.
Beberapa menit kemudian, meski aku lega telah melakukan hal yang kuanggap benar, namun di bagian lagi hatiku aku merasa "marah" kepada Allah. Kenapa Dia memberiku cobaan seperti ini? Tak bisakah dia mengizinkan aku tetap memiliki benda itu dan memberikanku rezeki lewat jalan lain?
Namun sepertinya memang itu yang terbaik untukku. Hanya itu jalanku satu-satunya.
Hingga malam harinya, aku herhenyak oleh BM (Broadcast Message) di BB-ku dari salah seorang sahabat. Dia sedang membantu mencari dana untuk biaya operasi Najjah, yang ceritanya telah kutulis disini.
Aku percaya dia tidak sekedar menyebarkan hoax karena rekening untuk penyaluran dananya adalah rekening dia sendiri. Selama aku mengenalnya, aku tau dia orang yang amanah, dan memiliki reputasi yang baik.
Dengan serta merta aku merasa malu dan mengutuk diri sendiri. Duhhh ternyata cobaanku tidak ada apa-apanya dibanding Najjah dan kedua orang tuanya. Najjah dalam usia 40 hari sudah berjuang untuk bertahan hidup melawan pendarahan otak yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Abinya yang "hanya" satpam kontrak dan Umminya yang ibu rumah tangga sedang diuji kesabaran dan keimanannya.
Menurutku lebih pantas kita yang diuji seperti itu (dari segi ekonomi). Yah, meski mungkin kita bukan orang yang berpunya, tapi lebih mudah kita untuk meminta bantuan. Setidaknya, masih ada asuransi atau pinjaman kantor. Sedangkan mereka, tentu jauh lebih susah untuk memperoleh itu. Jangankan asuransi, pinjaman aja mungkin susah dan kalaupun ada, jumlahnya tentu jauh dari cukup untuk menutupi biaya operasi. Selain itu, mereka akan kesulitan untuk melunasi hutang-hutangnya kelak.
Mereka benar-benar menggantungkan diri dari belas kasihan orang!
Tapi ternyata Allah lebih memilih memberikan cobaan tersebut ke mereka.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguh Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS Al-Ankabut [29]: 2-3)
Duh, aku malu pernah memposting tentang keluhan-keluhan kekanakanku.. (Untung saat itu aku langsung menghapusnya 2 hari setelah tayang), aku malu telah menangis hanya karena kehilangan benda berhargaku. Aku malu ya Allah.
Aku sangat bersyukur karena bukan aku yang diberikan cobaan itu. Aku sangat bersyukur keluargaku dalam keadaan sehat, terutama Ayra. Meski kami bukan orang yang berlebih dalam hal materi, tapi alhamdulillah Allah memberiku dan suamiku kecukupan rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Maka, Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar-Rahman)
Terdorong dengan perasaan bersalahku dan rasa syukurku, aku membantu temanku untuk broadcast tentang Najjah. Seumur-umur baru kali itu aku menebalkan muka untuk menulis broadcast message. Biarlah aku memenuhi inbox mereka demi sebuah kebaikan :)
Sungguh kenikmatan tersendiri saat ku tahu akhirnya Najjah bisa operasi dan kondisinya kian stabil. Meski bantuanku tidak ada apa-apanya, namun pasti banyak orang yang mendoakan kesembuhannya.
Pasti karena ketabahan, kesabaran, dorongan cinta dan doa dari kedua orang tuanya dan teman-teman, Allah berkenan meringankan beban penderitaan Najjah dan orang tuanya.
Meski menurut dokter Najjah masih butuh sekitar 7 hari lagi untuk bisa lepas dari alat (start from Jumat, 24 Feb 12), tapi alhamdulillah per hari Sabtu keesokan harinya, pihak RS Harapan Bunda Ps. Rebo berkenan untuk menerima SKTM abi Najjah. Itu berarti ada keringanan dana untuk Najjah. Hal itu tentu "sesuatu" banget mengingat jarang ada RS swasta, yang tidak bekerja sama dengan pemerintah, yang mau memberikan keringanan dana untuk pasiennya dengan alasan apapun.
Duh Nak, dalam usia sekecil itu, terima kasih telah mengingatkanku tentang arti bersyukur.
So, kalau kalian merasa bahwa kalianlah orang termalang di dunia, buka mata, buka hati, dan lihat kebawah! Pasti kalian akan tersadar betapa banyak orang yang lebih menderita dibanding kita. Dan ingatlah: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS Al-Baqarah [2]: 286) dan bersyukurlah, maka Allah akan menambah nikmatNya kepadamu.
Pasti ada hikmah dari setiap kejadian.
Sekarang kalian setuju khan bahwa TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENGELUH!
Tetap semangatt!!! Terus berikhtiar, berdoa, dan bersyukur...
Mind First
1 week ago
15 komentar:
Setuju mbak, selalu bersyukur dan tetap semangat :)
terima kasih sudah diingatkan mbak, ternyata diluar sana banyak yg kurang beruntung dari kita
hmm menyentuh sekali...aku masih suka mengeluh akan hal yang sepele bahkan
iyahh benerr mbkk.. malu rasanya selalu saja mengeluh,
Mengeluh itu bukan sesuatu yang hina sebenarnya, tapi pasti ada batasnya juga. Mengeluh tapi setelah itu berlapang hati dan terus berjalan, itu adalah suatu kewajiban. Tapi kalau mengeluh tanpa jeda dan tanpa alasan yang jelas, udah deh ke laut aja sono.
Jadi, TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENGELUH, I do agree with you, Mbak!!
Untuk Najjah, semoga lekas diberi kesehatan.
Salam kenal, Mbak!! Aku tunggu kunjungan baliknya.
memanglah, di saat kita merasa paling menderita sedunia, sepatutnya melihat ke bawah, dengan mengaca seperti itu justru akan menguatkan hati.
tfs ya mba nia
ayo kita bantai mengeluh hehe
Saleum,
Muslim itu harus tahan Uji lho, begitu yang sering kudengar dari para ustadz
bener nia, terkadang aku juga suka mengeluh, begini begitu. tapi akhirnya my husband yang selalu ingetin bahwa kita hidup ini sudah enak, tidur di kasur empuk, bisa makan enak, ada anak2,, apa lagi..? trll sekiranya semuanya tak kita syukuri. thanks ya nia...
Alhamdulillah....
semansemangat gat...mohon ijin mengutip terjemahan Do'a dalam Al Qur'an 2:286, Mbak...
...Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami...
Amin.
Semangat semangat
Makasih, Tante Nia. Mama kadang mengeluh karena Vales masih blm bisa ngomong lancar. Mudah-mudahan setelah mbaca ini mama nggak ngeluh lagi. Yang penting kita berusaha, berdoa dan bersyukur. Ya kan Tante?
Bener sekali... tak selayaknya kita mengeluh atas sedikit saja masalah yg kita hadapi.
Makasih sharingnya, dan semoga aku akan tetap ingat bahwa ada banyak orang yg lebih kurang beruntung daripada aku. :)
nice post, mbak
tiap diri pasti diuji, dan bentuk ujiannya berbeda2 :)
Hidup memang penuh perjuangan, tidka boleh mengeluh tetap semangat...
setuju,,hidup pasti penuh dengan perjuangan,,ayo semangat..:)
Post a Comment