Move On

Wednesday 4 July 2012
Sesuatu yang tidak berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri.

Seringkali aku mendengar kata-kata itu, tapi nyatanya aku sendiri tidak siap untuk menjalani perubahan itu.

Sudah 8 tahun sejak aku diterima bekerja di kantor ini, aku masih berkutat di unit kerja yang sama, dan tanpa adanya penambahan ilmu. *ngeekkk
padahal kalo diibaratkan anak, usia 8 tahun sudah sekolah kelas 3 dan udah pinter banget.

So, it's time for rotation...

Setelah merasakan kegalauan beberapa bulan terakhir, akhirnya tiba saatnya aku menerima SK mutasi.
Sedih? jangan ditanya..
Itu pasti!

Ada seorang teman yang nanya, koq kamu ga sedih or kelihatan sedih sih? dan aku hanya bisa bilang "masanya sudah berlalu" hihihihi

Namun aku bohong..


Sampai sekarang akupun masih galau, dan aku mencari-mencari sesuatu yang sekiranya bisa membuatku bertahan lebih lama di unit kerja ini. Aku pun sudah berusaha untuk bilang ke bos ku dengan harapan bisa mendapat penundaan untuk mulai bekerja di unit kerja baru, namun aku gagal. Bos besarku menolak proposal penundaanku. Alasanku minta penundaan sih biar bisa cuti lebaran, karena ga enaklah ngambil cuti saat baru pindah ke tempat baru. Padahal alasan sesungguhnya selain itu adalah karena aku belum siap pindah hihihi

Aku marah? entahlah... aku tidak berhak marah.
Aku sedih? pasti!
Tapi aku harus menerima itu semua, karena ini adalah konsekuensi dari pilihanku.

Awalnya bosku bilang kalo aku harus pindah dari unitku sekarang. Meski ga harus secara eksternal pindah ke departemen lain, namun aku harus tetap dirotasi ke unit kerja lain (masih dalam departemen yang sama) untuk penyegaran. Trus aku pikir2, aku udah 8 tahun di sini. Kalopun aku saat ini selamat untuk tidak dimutasi, pasti waktu itu akan tiba tidak lama lagi. Kemudian aku berpikir, mumpung sekarang ada temen yang barengan mutasi, akhirnya aku bilang ke bosku kalo aku siap di mutasi.

Tapi dasar ibu-ibu labil, setelah SK turun, aku malah galau segalau-galaunya. Detik-detik terakhir aku harus pergi, aku malah cuma bisa bengong. Bahkan mau menyelesaikan pekerjaan yang tertunda pun aku tidak ada semangat. Saat temen-temen ngledekin aku kenapa ga pindah-pindah, aku malah marah. Aku sempat dalam taraf "bener ga sih keputusanku untuk pindah?".

Semuanya sudah jadi bubur. Apapun yang terjadi dan akan terjadi harus aku hadapi. Ga akan selamanya aku bisa berada dalam zona nyaman. Kalau terus berada dalam zona nyaman bagaimana aku bisa berkembang?

Pesan bosku saat aku pamitan hanya ada 2 "Legowo" dan "Ojo rumongso"
Legowo berarti kita harus menerima apapun yang akan terjadi di unit kerja baru. Ojo Rumongso berarti kita tidak boleh sombong, kita tidak boleh merasa bisa. Harus selalu rendah diri dan mau belajar...

Saat diadakan acara perpisahan untuk kami, dan masing-masing disuruh pidato perpisahan, aku berusaha keras supaya aku tidak menangis. Aku berusaha keras supaya aku masih bisa tertawa.
Aku tidak mau menangis, karena seperti yang dibilang oleh bosku, beliau tidak mau menganggap bahwa ini sebagai perpisahan karena bagaimanapun kami adalah keluarga besar, dan dalam keluarga tidak ada perpisahan.

Ku akui, unit kerjaku ini memang selayaknya keluarga buat aku. Aku tumbuh besar di sini, sejak bekerja saat usiaku belum ada 21 tahun hingga sudah punya anak 1, aku berada disini.
Mereka mau jauh-jauh nyewa bis dari jakarta sampai kediri untuk datang ke acara pernikahanku, saat aku hamil anak pertama dan akhirnya di kuret, yang nungguin aku di rumah sakit adalah bosku (yang sekarang udah pindah ke unit lain) dan teman seruanganku, bukan orang tuaku.
Saat aku pindahan rumah, mereka yang membantuku mengadakan acara selamatan dan nyewain mobil box buat ngangkutin barang.
Saat aku tidak punya pengasuh, bosku memberikan kelonggaran untukku. Ahh.. terlalu banyak kenangan manis selama aku di sini.

Namun, selayaknya keluarga, ada juga masa-masa di mana aku bertengkar. Ada pula masa dimana aku merasa bosan dan jenuh berada disini. Dan sekarang aku sadar, semua itu tidak sebanding dengan kecintaanku di sini..

Aku punya banyak teman yang aku sayangi dan menyayangi aku. Bos-bosku udah selayaknya kakak/orang tua pengganti buat aku.
Buat teman-temanku dan bos-bosku, terima kasih atas nasihat, dukungan, dan semangat kalian buat aku.
Maafkan atas semua kekeraskepalaanku, ketidakpedulianku, ketidakbecusanku, dan kesalahan-kesalahan yang aku lakukan, baik sengaja atau tidak.

Terima kasih atas doa-doanya, semoga aku bisa tidak mempermalukan nama baik unit kerja ini di tempat yang baru :)

semangat dari seorang teman (meski aku bukan jadi auditor)


pesan dari seorang teman

FOTO -FOTO ACARA PERPISAHAN






6 komentar:

Una said...

Hai mbak, lama gak liat apdetanmu nih.
Wah... mutasi... tapi tetep di Jakarta kan mbak?

Annisa Mulia Razali said...

Cheeers ^^

Kalimat terakhirnya aku suka :)

Lidya Fitrian said...

apa kabar mbak? jangan galau lagi ya mudah2an ditenpat yg baru betah dan cepat beradaptasi

Ila Rizky said...

hai, mba... kangeen... lama ga keliatan ol yaa :)

semoga cepat bisa senang-senang dan adaptasi dengan teman baru. :D

Nophi said...

semangat ya mbak.. semoga lancar di tempat barunya ya...

Della said...

Insya Alloh setiap 'kehilangan' akan diganti dengan yang lebih baik, Nia :)
Ayo, smangat ^___^